Boominfo.id Jakarta, ——-Harga emas pecah rekor termahal sepanjang sejarah terungkit kegembiraan pasar yang meyakini Federal Reserve (The Fed) akan terus melanjutkan siklus pengguntingan bunga acuan pada sisa 2025.
Rekor tertinggi sepanjang masa tersentuh usai kenaikan sepanjang tahun ini sudah mencapai 54%, ketika pada penutupan perdagangan kemarin emas ditutup di level US$ 4.042/troy ounce. Di pasar dalam negeri, harga emas Antam produksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga ikut melambung dengan mencetak kenaikan 52% dibanding tutup tahun 2024.
Di Indonesia utamanya, emas merupakan jenis investasi yang paling jadi pilihan di segala usia, selain deposito bank dan properti. Berbeda dengan properti yang butuh modal besar dan relatif tidak likuid, investasi emas bisa disasar investor pemula dengan modal mepet. Lebih dari itu, emas juga likuid untuk diperjualbelikan saat investor membutuhkan dana tunai.
Dengan kenaikan harga emas yang amat cemerlang tahun ini, terlebih lagi hanya dalam 10 bulan pertama tahun 2025, minat investasi emas semakin meningkat. Bila The Fed benar–benar akan kembali memangkas bunga acuan pada pertemuan Oktober nanti. Proyeksi pasar sejauh ini, The Fed kemungkinan besar menggunting bunga acuan dengan peluang mencapai 92,5% mengutip CME FedWatch.
Dinamika harga emas kemungkinan akan semakin memanas dengan peluang mencetak rekor baru. Beragam ketidakpastian global terkait perdagangan, independensi The Fed, dan stabilitas fiskal AS. Ketegangan geopolitik yang meningkat juga turut memperkuat permintaan terhadap aset aman, sementara Bank Sentral dunia terus membeli emas dalam jumlah yang besar.
Bagi investor yang ingin mencicipi cuan dari investasi emas, potensi kenaikan ke depan menjadi peluang menarik.
Namun, seperti halnya aset–aset investasi lain, dan lindung nilai lainnya, emas juga pernah mengalami penurunan harga dan stuck di rentang terbatas sehingga tidak memberi tingkat keuntungan yang diinginkan.
Supaya investasi emas bisa ‘tetap’ cuan, penting bagi seorang investor untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Emas Fisik, Perhiasan, Berjangka atau Emas Digital
Menempatkan dana investasi pada emas saat ini bukan hanya terbatas pada pembelian emas fisik saja. Investor juga bisa membeli emas secara digital di berbagai aplikasi emas digital, yang memungkinan pembelian emas lebih murah karena sifatnya emas tidak dicetak.
Selain itu, merasai cuan emas juga bisa dilakukan dengan membeli kontrak berjangka. Nah, mana yang lebih menarik?
Pembelian emas ‘cash and carry‘ mungkin terasa lebih ‘tuntas‘ karena cara ini tidak memiliki risiko gagal cetak emas yang merugikan. Namun, cara ini menuntut investor memiliki tempat penyimpanan yang aman terutama bila koleksi emas sudah semakin banyak, seperti ulasan sebelumnya.
Sementara bila membeli emas digital di mana menerbitkan menjadi emas fisik adalah opsional (bukan keharusan), menguntungkan dari sisi praktis karena investor tidak perlu menyimpannya sendiri. Namun, ada risiko fraud bila pembelian emas digital dilakukan di provider yang kurang kredibel.
Kemudian, membeli emas di pasar berjangka, juga jadi pilihan, berarti, mencari cuan dari trading jangka pendek. Bisa disebut ‘bukan’ membeli emas dalam arti harfiah, melainkan hanya memperdagangkan kontrak derivatifnya.
Dari sini, Naik–turun harga emas bisa menguntungkan tergantung dari posisi yang diambil trader. Risikonya cukup tinggi dan membutuhkan keahlian membaca grafik analisis teknikal selain analisis fundamental.
XAU/USD atau Emas Spot Dolar AS, menyoal tradingnya, melalui platform seperti MetaTrader atau platform broker lainnya. Salah satunya adalah emas spot di Phillip Futures yang dapat ditransaksikan nyaris 24 jam, yang sudah memiliki izin Bursa Berjangka Luar Negeri, berizin dan diawasi oleh Bappebti, OJK, serta Bank Indonesia, dan tersertifikasi ISO.
Nah selanjutnya, bagaimana dengan investasi emas perhiasan? Keuntungan emas perhiasan tentunya bisa digunakan sebagai bagian dari aksesori penampilan. Akan tetapi, harga jualnya bisa lebih rendah daripada harga emas pada umumnya karena dipangkas biaya pembuatan yang mencapai 20%.
2. Emas Imbangi Inflasi
Emas menjadi favorit salah satunya karena dinilai efektif membantu aset dari tekanan inflasi harga dalam tren jangka panjang.
Pada 2015 lalu, harga emas Antam masih di kisaran Rp 545.000 per gram. Sementara saat ini per gramnya sudah dibanderol Rp 2.303.000. Itu berarti terjadi kenaikan lebih dari 300% atau mencapai 30% per tahun.
Kenaikan harga emas Antam dalam satu dekade itu bahkan mengalahkan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang 10 tahun ini mencatat pertumbuhan 78,42% atau rata–rata 7,8% per tahun.
Tingkat inflasi di Indonesia dalam satu dekade juga terbilang ada di rentang 3% per tahun. Artinya, laju kenaikan emas masih lebih tinggi dibanding tingkat inflasi. Ini memberi paparan, emas masih cukup ampuh menjadi instrumen lindung nilai dari inflasi.
3. Investasi Jangka Panjang
Emas memang cukup likuid karena mudah diuangkan dengan segera– baik dengan dijual ataupun digadaikan– Akan tetapi, emas cenderung lebih menguntungkan bila disimpan sebagai instrumen investasi jangka panjang di atas 5 tahun.
Alasannya, bila ditujukan sebagai investasi untuk tujuan investasi jangka pendek bahkan menengah, masih agak sulit mengharap cuan yang optimal.
Lonjakan harga emas dalam lima atau sepuluh tahun ini tersengat faktor yang luar biasa, yaitu pandemi yang berdasarkan data historis hanya terjadi 100 tahunan. Harga emas juga melonjak karena faktor konflik geopolitik Ukraina–Rusia dan Timur Tengah yang memicu kenaikan parah harga komoditas yang melesatkan inflasi global.
Tanpa faktor extraordinary, risiko stagnasi harga emas ataupun tren penurunan, masih bisa saja terjadi. Periode 2013-2018 misalnya, masa–masa yang krusial dalam sejarah harga emas dunia, dalam lima tahun tersebut harga emas di pasar global pernah menyentuh rekor di US$ 1.700/troy ounce. Namun, di penghujung tahun 2018, harganya terpangkas 24% ke harga US$ 1.280/troy ounce.
Sementara pada periode 2018-2025, emas mencatat kenaikan fantastis mencapai 210% dengan beberapa kali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High/ATH) yaitu saat genap naik empat hari beruntun hingga kemarin, dan mengantar emas memperbarui rekor di US$ 4.042/ troy ounce.