Boominfo.id Palembang—–Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan proyek pembangunan Pelabuhan Palembang Baru di kawasan Tanjung Carat, Sumatera Selatan, akan mulai dikerjakan pada awal tahun 2026.
Proyek strategis nasional ini ditargetkan rampung dalam tiga hingga empat tahun ke depan, dan menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat konektivitas maritim Indonesia.
Menteri Perhubungan Dudy Sumardi menyampaikan bahwa pembangunan pelabuhan ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat jaringan logistik nasional.
“Momen ini menjadi wujud langkah nyata pemerintah dalam memperkuat konektivitas maritim dan memastikan kelancaran arus logistik nasional.
Kehadiran pelabuhan baru ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di kawasan Sumatra bagian selatan secara keseluruhan,” ujar Dudy,
Pelabuhan Palembang Baru atau New Palembang Port akan dibangun di atas lahan seluas 59,5 hektare di kawasan Tanjung Carat.
Proyek ini telah tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 sebagai bagian dari agenda strategis nasional di sektor logistik maritim.
Dudy juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak.
“Saya berharap semua pihak dapat menindaklanjuti nota kesepahaman ini dengan baik, sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN/BUMD, pihak swasta, dan pemangku kepentingan lainnya. Harapan kita bersama, agar pembangunan Pelabuhan Palembang Baru di Tanjung Carat dapat berjalan lancar, efektif, dan penuh integritas,” imbuhnya.
Gantikan Pelabuhan Lama yang Sudah Tak Memadai
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan baru sudah menjadi kebutuhan mendesak.
Menurutnya, Pelabuhan Boom Baru yang selama ini menjadi pusat aktivitas bongkar muat di Sumsel sudah tidak layak lagi menampung volume logistik yang terus meningkat.
“Lokasi Pelabuhan Boom Baru berada di tengah kota. Arus lalu lintas mobil bertonase besar dari dan menuju pelabuhan sering menyebabkan kemacetan dan potensi kecelakaan. Selain itu, pelabuhan ini juga mengalami pendangkalan yang cukup parah,” jelas Herman Deru.
Ia menambahkan, sedimentasi di Sungai Musi membuat kapal besar sulit bersandar secara maksimal. Kondisi ini membuat efisiensi logistik di Sumatera Selatan terganggu dan berdampak pada daya saing daerah.
Herman Deru juga menyoroti potensi ekonomi besar yang dimiliki Sumatera Selatan sebagai alasan utama pembangunan pelabuhan baru.
“Sumsel memiliki 1,4 juta hektare lahan sawit, menyumbang 30 persen produksi karet nasional, dan menjadi salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Potensi inilah yang ingin kita maksimalkan,” ungkapnya.
Dengan hadirnya pelabuhan baru di Tanjung Carat, Herman berharap arus barang menjadi lebih lancar, biaya pengiriman lebih efisien, dan kegiatan ekspor-impor meningkat signifikan.
“Beban logistik bisa terbagi, arus barang lebih lancar, dan biaya distribusi bisa jauh lebih ringan,” pungkasnya.
